Senin, 02 Februari 2009

CUKUP NGGAK CUKUP

Seorang teman berkeluh kesah karena penghasilannya nggak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Terlepas dari berapa besar penghasilannya, sebelumnya saya pengen tanya, "Nggak cukup buat apa dulu nih?"

Menurut saya, cukup atau nggaknya sejumlah uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sebetulnya sangat tergantung dari bagaimana kita mengelola dan memanfaatkannya. Kalau gaji kita katakanlah Rp 3 juta, ya jangan nekat tiap minggu beli baju yang sepotong harganya ratusan ribu.

"Habis, saya suka banget sih sama baju merk itu. Biarpun mahal, tapi dipakenya enak dan awet."

Memang bener sih, kan ada harga ada rupa. Tapi kalau kantong masih cekak, harus sadar diri dong.. Sekali-sekali beli boleh aja, tapi kalau tiap beli baju maunya yang merk itu repot juga urusannya. Atau, sudah tahu gaji cuma segitu-segitunya (maksudnya nggak punya penghasilan tambahan di luar gaji), ya nggak usah iseng menetapkan standar hidup dengan pengeluaran yang melebihi gaji yang kita punya. Kecuali kalau mau menanggung resiko sakit kepala setiap menjelang tanggal tua... :-)

Bicara tentang cukup nggak cukupnya penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup, saya kenal dua orang yang pengalaman keuangannya mungkin bisa dijadikan contoh.

Contoh pertama adalah seorang manajer di sebuah perusahaan dengan gaji tak kurang dari Rp 25 juta sebulan. Buat saya uang segitu cukup besar. Tapi herannya, dia masih sering berkeluh kesah kekurangan uang. Lah, emang gajinya dikemanain aja?

Setelah saya perhatikan gaya hidupnya, barulah saya tahu kenapa uang RP 25 juta nggak pernah cukup buat dia. Kedua anaknya bersekolah di sebuah sekolah internasional yang SPP bulanannya Rp 4 juta per anak. Kalau 2 orang sudah Rp 8 juta sendiri buat uang sekolah anak doang. Belum bayar mobil antar jemput ke sekolah, les ini dan kursus itu. Untuk sekolah dan kursus anak saja ia sudah harus menyediakan dana Rp 10-12 juta setiap bulannya. Sudah hampir setengah gajinya sendiri.

Selain itu, di rumahnya ia menggaji 2 ART (Asisten Rumah Tangga) dan seorang sopir, tapi anak istrinya lebih suka jajan di luar daripada makan masakan ART di rumah. Sudah bisa bayangin kan kemana aja larinya uang si bapak ini? Itu belum termasuk anggaran untuk biaya hidup sehari-hari, beli baju, mainan, rekreasi. Padahal saya lihat keluarga ini sangat rajin jalan-jalan, entah sekadar ke mall, ke luar kota, atau melancong ke luar negeri. Jelas aja tiap akhir bulan si bapak pusing tujuh keliling, delapan tanjakan, dan masih ditambah dua belas lampu merah lagi hehehe...

Contoh kedua adalah seorang ibu yang sehari-hari kerjanya berjualan jeruk purut, daun sirih, gambir dan sejenisnya di salah satu sudut Pasar Senen, Jakarta Pusat. Suaminya meninggal saat anak pertamanya masih duduk di bangku SD. Padahal dia punya 3 orang anak.

Dengan dagangan yang rata-rata terjual 3-4 tampah sehari, kita bisa mengira-ngira sendiri paling berapa sih penghasilannya. Tapi si ibu ini berhasil membesarkan dan menyekolahkan ketiga anaknya dengan layak sampai jadi Sarjana. Ia juga memiliki 3 buah rumah (meski bukan terletak di komplek perumahan yang mewah), tanah beberapa ratus meter, dan sebuah kios. Salah 1 rumah ia tempati sendiri bersama ketiga anaknya, sementara 2 rumahnya yang lain dikontrakkan dan sampai saat ini si ibu masih setia berjualan di Pasar Senen.

Kalau gitu, jadi sebetulnya berapa dong uang yang cukup buat membiayai hidup kita sehari-hari? Ya, balik lagi ke kitanya. Menurut saya, kalau dicukup-cukupin, uang sejuta pun bisa cukup untuk hidup sebulan. Tapi kalau mikirnya nggak cukup terus, punya Rp 50 juta juga tetep aja nggak cukup. Yang pasti, kita memang harus bijak memilah-milah pengeluaran kita; mana yang penting dan nggak penting, mana yang masuk dalam kelompok kebutuhan dan mana yang hanya sekadar keinginan. Kalau uang yang kita punya cuma cukup buat makan pakai tahu tempe, ya nggak usah maksa makan daging tiap hari. Tapi kalau udah punya 'pohon uang', mau tiap hari pulang pergi Jakarta-Bali cuma sekadar untuk makan siang silakan aja. Jangan lupa sekali-sekali ngajak saya yaaa... :_D

1 komentar:

  1. 😎 Bergaya Sambil Mencari Pahala, Kenapa Tidak 😎
    .
    Dengan Kaos Dakwah dari Gootick Apparel yang akan membuat penampilan teman-teman pasti berbeda dari yang lain 😍😍😍
    .
    Dengan bahan Material dari Catton Bamboo yang memiliki kualitas tidak perlu di ragukan dan Sablon yang Rapih dan Kuat. Baca Terlebih dahulu kelebihan dari Cotton Bamboo

    Tersedia 5 tulisan bermakna Islami dan pilihan warna yang pastinya cocok di pakai untuk kegiatan sehari-hari yang akan terlihat Elegan dan Simple, Rapih dan Pastinya Keren.
    .
    "Promo HEMAT" Harga Normal Rp.100 K dan dapatkan potongan diskon harga sebesar Rp. 30 K.
    .
    Untuk informasi pemesanan silahkan klik link dibawah ini:

    Jual Kaos Dakwah
    Testimoni di >>>Instagram<<<:
    .
    Tunggu apalagi Langsung Ambil Promonya selagi masih Tersedia


    Mau Cari Bacaan Cinta Generasi Milenia Indonesia mengasikkan, disini tempatnya:
    Fashion

    BalasHapus