Senin, 25 Januari 2010

SAAT YANG TEPAT

Satu hal besar yang saya lakukan di penghujung tahun 2009 adalah memutuskan memindahkan kantor dan toko saya ke tempat baru. Selama ini kantor redaksi Majalah GitarPlus, BandMagz, Mr. G dan G2 kan misah sama toko alat musik (GH MUSIC) yang baru saya rintis. Tokonya di Adora Permata Blok B 3 No. 9, kantor redaksi di Jl. Titihan V HF 12 No. 20 (dua-duanya di Komp. Permata Bintaro sektor 9). Nah, mulai 1 Desember 2009 saya jadiin satu deh di tempat yang lebih besar di Jl. Maleo IV JB 3 No. 1. Masih sama-sama di sektor 9 Bintaro sih. Tapi tempat baru ini lebih gampang dijangkau dan dekat sama pusat keramaian.

Keputusan untuk pindah tempat usaha lumayan menyita perhatian, tenaga dan tentunya kantong saya hehe.. Soalnya di Maleo saya kembali jadi kontraktor alias ngontrak rumah orang untuk dijadiin tempat usaha. Kalo Adora dan Titihan kan rumah sendiri, jadi nggak perlu bayar uang kontrak rumah. Nah, begitu pindah ke Maleo saya harus nyiapin uang kontrak langsung untuk 2 tahun karena pemilik rumah nggak mau rumahnya dikontrak cuma setahun, padahal saya sudah terlanjur jatuh cinta sama rumah itu.

Selain posisinya bagus *dekat jalan raya*, rumah ini juga cukup luas untuk menampung semua kegiatan usaha saya. Jadi, toko sama kantor redaksi bisa dijadiin satu biar saya bisa lebih gampang mengawasi kedua usaha saya. Lagipula juga lebih efisien, untuk sementara nggak perlu menambah karyawan baru khusus untuk jaga toko. Kan tiap hari saya sama suami memang datang ke kantor. Sambil mengurusi majalah, kami bisa gantian melayani pembeli yang datang karena pekerjaan saya dan suami di majalah sudah nggak begitu ribet, sebagian besar sudah dipegang karyawan.

Keputusan untuk pindah tempat usaha ini saya ambil karena di tempat lama (Adora) usaha toko alat musik saya kurang jalan. Pembeli yang datang ke toko sedikit banget, belum tentu semuanya bertransaksi lagi. Strategi 'jemput bola' dengan ikut berbagai pameran untuk lebih meningkatkan penjualan yang saya coba lakukan ternyata kurang berhasil. Daripada uang habis cuma untuk bolak-balik bayar sewa stand seminggu-dua minggu, mendingan sekalian saja saya sewa tempat di tempat ramai. Harus bayar sewa, tapi kan bisa buat 2 tahun sekalian. Terus rumah Adora dan Titihan diapain? Saya sewain dong.. Dan ternyata hasil dari menyewakan rumah Adora dan Titihan cukup untuk membayar sewa rumah di Maleo dan masih ada lebihnya! (Soalnya rumah di Adora dan Titihan terletak di dalam cluster dengan lingkungan lebih bagus dan fasilitas lebih lengkap daripada di Maleo).

Setelah pindah ke Maleo, toko alat musik saya pelan-pelan mulai 'menggeliat'. Nggak tahu karena posisinya yang lebih gampang dijangkau atau promosi gencar yang saya lakukan selama ini mulai kelihatan hasilnya, sekarang ini toko mulai sering kedatangan pembeli. Omzet sih masih naik turun, tapi paling nggak saya sudah nggak pusing melihat toko sunyi senyap kayak waktu masih di Adora. Tahu begitu kenapa nggak dari dulu-dulu saya pindah tempat usaha? Berarti memang sekaranglah saat yang tepat. Dulu-dulu mungkin saya belum siap, belum kepikiran atau jalan ke arah itu memang belum ada.

Saya percaya, setiap usaha pasti ada hasilnya. Kadang memang nggak langsung kelihatan; ada proses yang harus kita lewati sebelum kita memperoleh yang kita harapkan. Dan untuk itu, selain harus tekun berusaha dan selalu siap dengan alternatif strategi baru setiap kali menemukan jalan buntu, kita juga harus yakin kalau apa yang kita impikan pasti akan terwujud pada saat yang tepat.

Jumat, 22 Januari 2010

SENGSARANYA JADI PENGUSAHA :-D

Akhirnya, sampailah saya pada masa-masa perjuangan yang sesungguhnya..

Masa-masa 'bulan madu' toko alat musik saya pelan-pelan mulai lewat. Setelah sukses jualan di bazzar Bank Permata seperti yang saya ceritakan di postingan saya sebelumnya, saya bermaksud mengulang sukses yang sama dengan ikutan bazzar di tempat lain; di Bintaro Plaza dan Balai Kartini. Ternyata bener kata pepatah, 'lain ladang lain belalang', di Permata saya boleh laris manis, di 2 bazzar yang saya ikuti kemudian ternyata penjualan jeblok! Boro-boro untung, yang ada saya malah nombok untuk biaya sewa stand dan biaya operasional selama pameran. Rugi banget2! *untuk menggambarkan betapa ruginya saya.. :p*

Tapi saya nggak kapok. Saya malah ketagihan untuk ikut bazzar lagi dengan strategi baru. Dari hasil evaluasi, pameran di Bintaro Plaza dan Balai Kartini, ternyata posisi menentukan prestasi *emang mau ujian* :-D Maksudnya, posisi stand menentukan penjualan. Kalau stand-nya 'ngumpet' di bagian belakang pameran, pastinya nggak langsung keliatan sama pengunjung. Maka, waktu ikut pameran di tempat lain, saya nekad ambil posisi di depan meski untuk itu saya harus bayar sewa stand jauh lebih mahal. Apakah saya jadi berhasil menjual lebih banyak alat musik? TERNYATA NGGAK JUGA! Lagi-lagi saya nombok. Rugi.. rugi.. dan rugi lagi..

Dari awal saya sadar, orang dagang nggak selalu untung. Tapi kalau terus-terusan rugi, lama-lama bisa bangkrut dong.. Saya harus segera memikirkan strategi baru biar usaha saya jalan, alat musik yang saya jual banyak yang beli, dan uang bisa berputar. Inilah 'sengsaranya' jadi pengusaha. Setiap saat saya 'dipaksa' terus berpikir untuk kelangsungan usaha. Kadang sampai nggak bisa istirahat karena harus membuat keputusan yang nggak cuma tepat, tapi juga harus cepat sebelum bangkrut beneran. Tapi saya sudah mengambil pilihan ini lengkap dengan segala resikonya. Jadi ya dijalani saja.

Saya justru bersyukur karena saya jatuh bangun pada saat usaha saya baru mulai. Pada saat saya masih di bawah. Berbagai pengalaman kebanting-banting ini justru menempa saya untuk lebih kuat, lebih tangguh, lebih siap menghadapi berbagai kondisi terburuk yang bisa setiap saat menghadang di depan mata waktu saya belum terlalu berada di atas. Jatuh juga sakitnya nggak seberapa. Coba kalau sudah terlanjur di atas baru jatuh, kan sakitnya luar biasa..