Selasa, 06 September 2011

SAYA MENIKMATI APA YANG SAYA KERJAKAN

Seorang gitaris dari sebuah komunitas di salah satu kota yang saya kunjungi pernah nanya begini ke saya, “Kenapa sih Mbak Intan mau bikin acara gitar-gitaran, padahal Mbak Intan kan bukan gitaris? Main gitar aja nggak bisa.”

Saya cuma nyengir aja.

Beberapa tahun terakhir ini saya memang rajin bikin acara gitar-gitaran. Nama acaranya macem-macem, ada ‘Guitar Goes to School’, ‘Guitar Goes to Campus’, ‘Guitar For Fun’, ‘Gitaran Sore’.. semuanya spesifik acara gitar. Selama Juni-Agustus ini saja saya sudah menggelar 5 acara di berbagai kota; Guitar For Fun Medan, konser gitar klasik Jubing Kristianto, Bandung Lautan Gitar, Guitar For Fun Makassar, dan Gitaran Sore Bandung. Itu baru acara yang sepenuhnya saya tangani sendiri mulai dari persiapan sampai akhir. Di Rookies Guitar Battle Medan dan Makassar yang merupakan pre-event Guitar For Fun yang diselenggarakan Juni dan Juli 2011 lalu, saya ikut terlibat meskipun tidak terlalu jauh karena sebagian besar pekerjaan sudah dihandle oleh EO yang ditunjuk oleh sponsor. Padahal saya sendiri malah nggak bisa main gitar. Nggak heran, orang jadi bertanya-tanya, kenapa saya mau repot-repot bikin acara seperti ini. Hehee..

Saya memang bukan gitaris, tapi pekerjaan dan keseharian saya sangat dekat dengan dunia gitar. Sudah pada tahu dong, hampir 8 tahun ini saya menerbitkan Majalah GitarPlus, majalah gitar pertama dan satu-satunya di Indonesia? Kalau beberapa tahun terakhir ini saya rajin bikin event-event gitar di berbagai daerah di Indonesia, awalnya niat saya cuma untuk promosi Majalah GitarPlus agar lebih dikenal di kalangan gitaris dan pecinta gitar. Tapi belakangan, setelah berinteraksi langsung dengan para gitaris dan terlibat lebih dalam dengan dunia mereka, baru saya menyadari satu hal; saya jatuh cinta pada dunia ini. Saya menikmati apa yang saya kerjakan dan menemukan kebahagiaan di sini.


Saya senang melihat gitaris-gitaris berkumpul karena saya tahu Itulah kesempatan mereka untuk mengaktualisasikan diri, saling berbagi cerita dan pengalaman, bercanda tawa, bertukar ilmu, dan saling mendukung dalam berkarya sekaligus mempererat tali silaturahmi, atau sekedar narsis-narsisan berfoto bareng. Saya bahagia melihat wajah-wajah ceria dan suasana kekeluargaan yang tercipta setiap kali gitaris-gitaris dari berbagai aliran musik itu berkumpul bersama dalam satu acara. Nggak ada sekat pembatas antara gitaris yang sudah ngetop dengan yang baru belajar. Semua berbaur dan saling memberi arti dalam kebersamaan.

Sejujurnya, hal itu yang membuat saya ketagihan bikin acara gitar-gitaran. Kalau dulu saya bikin acara gitar tujuannya untuk promosi majalah, belakangan niat saya berubah. Saya ingin memberi wadah bagi para gitaris untuk berkumpul dan saling berkomunikasi, seperti yang saya ceritakan di tulisan sebelumnya. Di mana gitaris-gitaris bisa begitu dihargai dan dipuja-puja? Di tengah-tengah mereka yang sama-sama punya minat khusus pada dunia gitar pastinya! Pada saat tampil dengan band-nya di panggung, seorang gitaris –kecuali yang sekaligus menjadi vokalis di band tersebut- biasanya berdiri di samping, atau di belakang. Nggak banyak yang memperhatikan mereka karena perhatian penonton umum biasanya lebih tertuju pada sang vokalis. Mau memainkan skill sesulit apa pun, jarang penonton yang memperhatikan, apalagi khusus bertepuk tangan untuk sang gitaris.

Menyadari hal itu, saya memutuskan membuat acara yang berbeda dari yang sudah pernah ada sebelumnya; acara gitar-gitaran untuk para gitaris. Di acara yang saya selenggarakan, gitarislah yang menjadi bintang utama. Gitarislah yang menjadi idola di mata penonton yang sebagian besar di antaranya adalah gitaris juga. Penonton yang sama-sama gitaris tentu bisa mengapresiasi dengan lebih baik, atau sebaliknya memberi komentar dengan lebih kritis saat seorang gitaris tampil di panggung. Dengan demikian, saya berharap gitaris-gitaris –baik yang tampil di panggung maupun duduk sebagai penonton- terpacu untuk berkarya lebih dan lebih baik lagi.

Saya juga jadi belajar banyak tentang cara menyelenggarakan event setelah terjun langsung mengurusi event-event gitar. Wawasan dan pengalaman saya bertambah. Relasi pun menjadi semakin luas. Dan saya menikmatinya karena pada dasarnya saya senang berteman dengan banyak orang. Punya banyak teman membuat hidup saya kaya dan berwarna. Terbukti, saya sering sekali terbantu dalam banyak hal karena punya teman dimana-mana. Salah satu yang paling mengharukan, banyak teman gitaris yang menyadari keterbatasan saya (nggak ngerti musik, nggak paham sound, lighting dan sejenisnya) tapi saat persiapan sampai acara berlangsung mau turun tangan membantu menutupi kelemahan saya. Saya merasakan kebersamaan di sini. Dan menurut saya, itu adalah langkah yang baik untuk membuat gitaris-gitaris saling mendukung dan memupuk solidaritas.


Iya, saya memang bukan gitaris. Tapi entah kenapa saya merasa punya kedekatan emosi dengan para gitaris di berbagai komunitas yang saya jumpai. Saya menemukan kebahagiaan saat berada di tengah-tengah mereka dan bisa membuat mereka bahagia juga seperti yang saya rasakan. Melihat mereka tertawa, berkumpul dan bercanda tawa dengan teman-temannya, semua itu seperti memberi suntikan semangat dan energi yang tak putus-putus bagi saya untuk lagi dan lagi mengadakan berbagai acara untuk gitaris di kota yang berbeda-beda. Sesederhana itu.

“Mbak Intan punya majalah gitar dan sering bikin acara gitar-gitaran, apa nggak pengen belajar main gitar?” Beberapa kali pertanyaan semacam ini muncul dari teman-teman gitaris yang lain.

Saya cuma bisa menjawab sambil tertawa, “Nggak deh. Kalau saya ikut-ikutan main gitar, nanti waktu saya habis buat latihan dan ngutak-atik gitar. Nanti saya malah nggak sempat ngurusin majalah dan event-event gitar buat kalian.”

Ya, saya memilih untuk berada di belakang layar. Menyiapkan acara, mengetuk hati para sponsor agar bersedia mengucurkan dana, mengurus tetek bengek mulai dari mencari venue, memesan konsumsi sampai mempromosikan acara, mengundang gitaris-gitaris untuk ikut hadir serta hal-hal lain yang dibutuhkan untuk membuat sebuah event berjalan lancar, dengan tujuan agar gitaris Indonesia lebih maju dan diakui keberadaannya. Nggak perlu bisa main gitar. Begini saja saya sudah senang kok. :)