Rabu, 16 Mei 2012

BUKAN SAINGAN

Belakangan ini saya mengamati ada EO (Event Organizer) yang mulai ikutan bikin event gitar di berbagai kota di Indonesia, seperti yang sudah saya mulai dari beberapa tahun lalu. Saya memang kurang kerjaan, belum ada orang bikin event khusus gitar berskala besar yang nggak sekadar menghibur tapi sekaligus mengedukasi (dan belakangan melibatkan komunitas gitar), saya sudah bikin duluan. :p

EO-EO itu sekarang menyelenggarakan event yang lebih besar, dengan kemasan yang lebih bagus daripada yang pernah saya buat. Seorang teman saya bilang, saya jadi punya banyak saingan. Ah, masa kayak gitu dianggap saingan? Waktu saya mulai bikin event gitar tahun 2007 lalu, memang belum ada event khusus gitar dengan konsep seperti yang saya buat. Saya nekat memulainya karena saya ingin gitaris-gitaris Indonesia punya panggung. Saya senang melihat gitaris berkumpul dan saling terhubung.


Waktu ada pihak lain yang ikut bikin event gitar, saya sama sekali nggak menganggap mereka saingan. Saya malah berterima kasih sekali karena dibantu mewujudkan impian. Soalnya, kalau ada semakin banyak event gitar yang dibuat, berarti akan semakin banyak juga panggung untuk para gitaris. Itu sekaligus pasti akan memberi motivasi bagi mereka yang baru mulai tertarik main gitar; capek-capek belajar gitar, ada panggungnya kok untuk mengekspresikan diri. Syukur-syukur jadi profesi. Dan kalau semakin banyak orang yang tertarik main gitar, pasti dunia gitar Indonesia juga akan menjadi lebih hidup dan semarak.

Makanya, kalau EO-EO membuat eventnya lebih bagus dan menarik, saya justru ikut senang karena pasti itu akan membuat dunia gitar Indonesia lebih berwarna. Saya akui, saat ini saya belum mampu bikin event gitar dengan kemasan yang rapi. Event saya rock n roll banget! :D Soalnya saya memang bukan EO, nggak punya pengalaman jadi EO. Beda dengan EO yang sehari-hari kerjaannya memang bikin event. Bisnis saya majalah dan toko musik. Saya bikin event gitar cuma karena tergerak berbuat sesuatu untuk dunia gitar Indonesia. Kebetulan saya mampu bikin event, meskipun kemampuan saya pas-pasan :p

Saya hanya memulai. Yang saya lakukan cuma membuat riak-riak kecil agar komunitas gitar di berbagai kota menggeliat dan punya kegiatan. Tapi saya juga sadar, saya nggak bisa terus-terusaan bikin event di satu kota yang sama karena impian saya menyentuh komunitas gitar di semua kota, semampu saya. Jadi, kalau ada pihak lain -dalam hal ini EO- yang mau ikut peduli menyelenggarakan event gitar di Indonesia, saya senang dan mendukung banget. Saya terbuka diajak berdiskusi dan siap bekerja sama kapan saja. Karena -sekali lagi- tujuan saya bikin event-event gitar adalah untuk memajukan dunia gitar Indonesia. Itu saja.

Minggu, 06 Mei 2012

APRIL YANG SERU

April 2012 adalah bulan yang luar biasa buat saya. Selama sebulan itu, saya mengalami banyak kejadian seru yang nggak pernah terbayangkan sebelumnya. Dalam menjalani hidup, saya memang nggak pernah punya pikiran macam-macam. Dinikmati dan dibiarkan mengalir aja, tapi tentunya tetap punya semangat dan kemauan untuk berusaha menjadi lebih baik, lebih maju.

Kejadian seru di bulan April itu diawali di 1 April 2012. Hari itu, profil saya dimuat 1 halaman penuh di Koran Jakarta, bertepatan dengan ulang tahun suami tercinta. Wawancara dengan wartawan Koran Jakarta sudah dilakukan minggu sebelumnya, pas saya lagi kena flu berat. Tapi untunglah, di foto saya keliatan baik-baik aja. Nggak ketauan kan kalau pas diwawancara dan difoto, saya dalam kondisi nggak sehat? Ini penampakannya..


Dan inilah foto karya Mas Wachyu Ariestya, fotografer Koran Jakarta yang paling saya suka dan saya jadikan foto profil di FB saya :D


Pas lagi mau tidur, 9 April 2012 sekitar jam 10 malam saya ditelepon seseorang yang mengaku dari program Radio Show TV One. Ngapain? Saya diundang jadi nara sumber di program tersebut besok malamnya. Wah, surprise banget! Selama ini saya tahu teman-teman musisi banyak yang memimpikan untuk tampil di Radio Show karena program ini memang berbeda dari program-program musik yang lain.

Radio Show berani membuat terobosan baru dan memberi ruang bagi musik-musik yang selama ini nggak bisa muncul di program musik lain di TV. Kehadirannya membawa angin segar bagi dunia musik tanah air. Tampil di Radio Show tentu membanggakan bagi banyak teman-teman musisi, dan secara ajaib, saya yang bukan musisi juga mendapat kesempatan tampil di program itu. Surprise banget kan?

Mas Ardian, pihak Radio Show yang menelpon saya malam itu, berjanji akan mengabari saya besok siangnya (Rabu, 10 April 2012) untuk memastikan apakah saya betul jadi tampil malamnya. Karena saya pikir belum pasti, saya diem-diem aja seharian itu. Baru ketika Rabu siang Mas Ardian menelpon, memastikan kalau saya memang jadi tampil malamnya, saya mulai memberi tahu teman-teman lewat BBM, twitter dan facebook.

Inilah serunya punya ‘tim hore’ yang tersebar di seluruh Indonesia. Berita yang saya sebar di bbm, twitter dan facebook menjadi semacam pesan berantai yang disebarluaskan ulang oleh teman-teman dari berbagai komunitas gitaris di Indonesia. Hasilnya, dalam perjalanan ke Pasar Festival Kuningan, tempat syuting program Radio Show, dukungan dan perhatian bermunculan tak henti-henti di twitter, facebook, dan BBM.

Yang lucu sekaligus mengharukan, beberapa teman dari komunitas gitaris di berbagai kota bahkan sempat-sempatnya mengabari kalau mereka akan nonton bareng Radio Show malam itu di kota masing-masing. Komunitas gitaris yang ‘lapor’ ke saya kalau mereka bakal nonton bareng di antaranya adalah Paguyuban Gitaris Jogja (PGJ), Persatuan Gitaris Makassar (PeGM), Solo Guitar Community (SGC), Indonesian Guitar Community (IGC), Pasundan Guitar Community (PGC), dan lain-lain *yang nggak kesebut maap yaa.. saya Cuma inget yg pada mention di twitter aja :D


Saya tampil nggak sampai sejam di Radio Show, cuma sharing seputar pengalaman berwirausaha di bidang musik, padahal sama sekali nggak bisa main musik. Tapi ternyata efeknya sungguh luar biasa. Dalam semalam, follower saya di twitter bertambah hampir 100 orang, dan yang ngajak temenan di facebook pun bertubi-tubi banyaknya. Waaah, sampai nggak tau harus bilang apa..

Yang lucu, waktu mau tampil di Radio Show itu, seperti biasa saya tampil seadanya. Saya memang bukan tipe perempuan yang punya koleksi baju seabrek dan nggak hobi dandan. Ngeliat penampilan saya yang biasa-biasa banget, make up artist di Radio Show mendadak ‘gatel’ pengen memperbaiki penampilan saya dengan alasan, “Kalau muncul di tv, apalagi acara malam begini, harus dimake up sedikit biar nggak pucat, Mbak.”

Saya yang memang nggak berpengalaman di bidang ini pasrah aja waktu disuruh duduk dan dibedakin. Nggak nyangka kalau ternyata yang dimaksud dengan ‘dimake up sedikit’ oleh si make up artist adalah merombak total wajah saya. Dan beginilah hasilnya setelah saya didandani oleh make up artist Radio Show.


Foto bareng Gugun, salah satu bintang tamu Radio Show malam itu, sebelum acara


Teman-teman saya yang usil sempat-sempatnya ngeledek, penampilan saya malam itu mirip penyanyi dangdutlah, meniru dandanan Ratu Pantai Selatan-lah, kayak vokalis band gothic-lah.. Halaah, saya juga nggak nyangka kalau bakal dibedakin setebel itu! Seumur-umur, saya dandan kayak gini baru 2 kali lho; pertama waktu mau nikah dan kedua ya mau tampil di Radio Show ini.. Hahahaa..

Efek muncul-nggak-sampai-sejam di Radio Show ternyata berlanjut. Setelah acara itu, saya ditelpon oleh beberapa wartawan surat kabar yang tertarik mewawancarai saya karena saya dianggap unik, nggak bisa main musik kok berani-beraninya terjun berbisnis di bidang musik dan punya relasi yang luas di kalangan musisi, khususnya gitar. Kombinasi juga karena saya baru meluncurkan buku berjudul ‘Pengusaha Rock n Roll’ yang berisi cerita sepak terjang saya sebagai pengusaha di bidang musik plus mulai makin maraknya julukan sebagai ‘ibunya gitaris Indonesia’ yang entah siapa yang memulai, belakangan ini memang disematkan ke sosok saya. Jadilah profil saya bertebaran di Koran Republika (25 April 2012)


dan di halaman depan Jawa Pos (26 April 2012)


Cuma dua koran gitu doang kok bilangnya bertebaran? Iya, soalnya ternyata Jawa Pos juga memuat profil saya di semua jaringan media yang masih satu grup dengannya di seluruh Indonesia, baik cetak maupun online. Maka, tulisan yang sama tentang saya beredar di Batam Pos, Ambon Ekspres, Sumut Pos, Padang Ekspres, Cenderawasih Pos, Radar Sukabumi, Radar Garut, Radar Bogor, dan lain-lain. Coba deh googling nama saya (Caesilia Intan Pratiwi), banyak banget tuh bertebaran di internet hehe..

O ya, gara-gara nongol di Radio Show saya mulai dipercaya untuk jadi pembicara di kampus-kampus, di antaranya kampus UNPAS (17 April 2012) Ini fotonya :


Membuka wawasan dan menyebar virus wirausaha




Dan di Kampus UPI Bandung (1 Mei 2012). Ini penampakannya :


Wah, yang terakhir udah masuk bulan Mei ternyata.. Kalau gitu ceritanya udahan dulu deh. Sampai ketemu lagi di cerita berikutnya yaaa.. :)