Selasa, 18 Agustus 2009

JALAN AJA DULU..

Seorang kenalan saya bilang, dia baru berani memulai suatu usaha kalau semua fasilitas pendukung untuk usahanya sudah tersedia. Modal cukup, kantor tempat usaha ada, karyawan yang menangani pekerjaan di setiap bagian tersedia, kendaraan operasional punya, alat-alat penunjang usaha sudah di depan mata... Pokoknya semua lengkap dan tinggal jalan deh. Ya, kalau gitu semua orang juga bisa hehe..

Idealnya, sebelum memulai suatu usaha kita memang harus mempersiapkan semua fasilitas dan peratalan penunjang agar usaha kita berjalan lancar. Kalau modal banyak sih bagusnya memang begitu. Tapi kalau modal pas-pasan, bisa nggak mulai-mulai usaha kalau nunggu semua tersedia dulu. Kelamaan! :-p

Menurut saya, untuk jualan, contoh aja nih; pakaian, kita nggak harus punya butik dulu. Belum punya butik atau toko untuk memajang dagangan kita, kan masih ada internet. Banyak kok orang yang sukses jualan lewat cara online. Nah, mau jualan di internet juga nggak harus punya komputer dan internet di rumah dulu. Kalau punya memang lebih bagus, tapi kalau belum punya kan masih ada warnet? Kalau kurang sreg jualan di internet, bisa juga titip jual barang ke toko baju yang sudah ada. Intinya, pertama-tama kita harus niat dulu. Kalau niat sudah kuat, tekad sudah bulat, hambatan atau kesulitan apa pun pasti bisa diatasi.

Waktu pertama kali membuat usaha penerbitan majalah, saya sama sekali nggak punya modal yang kuat. Boro-boro kantor redaksi yang representatif atau kendaraan operasional yang layak, komputer aja cuma punya 1 unit, sudah tua lagi! Ruang tamu rumah petak kontrakan saya yang mungil saya sulap menjadi ‘kantor’ yang sangat sederhana; cuma berisi sebuah meja kerja, sebuah kursi, sebuah komputer butut, dan sebuah kipas angin yang nggak bisa dibilang bagus. Karyawannya cuma 2 orang, 1 orang desainer grafis dan 1 orang redaksi. Jangan tanya kendaraan operasionalnya. Saat itu saya cuma punya sebuah sepeda motor butut. Tapi dengan segala keterbatasan itu, saya berani memulai usaha penerbitan majalah berskala nasional. Barulah waktu usaha saya berkembang, pelan-pelan saya bisa punya kantor, mobil, sepeda motor, dan melengkapi peralatan di kantor.

Bersyukurlah kalau kamu yang punya cukup modal untuk memulai suatu usaha. Lebih menyenangkan lagi kalau sudah dibukakan jalan sebelumnya, sehingga lebih mudah melangkah ke depan. .Artinya kamu nggak perlu susah payah mulai dari nol. Tinggal meneruskan jalan yang sudah ada, nggak harus menerabas ‘hutan belantara’ dan kesandung-sandung dulu untuk membuat jalanmu sendiri. Tapi nggak semua orang seberuntung itu. Lebih banyak yang harus memulai usaha dari nol. Saya salah satunya.

Memang dibutuhkan kesabaran lebih untuk memulai usaha dengan segala sesuatu yang serba terbatas. Tapi kalau memang mampunya baru segitu, buat apa mimpi muluk-muluk? Buat saya, yang penting usaha dimulai dulu. Yang lain-lainnya bisa menyusul belakangan. Untuk apa punya toko keren dengan desain interior luar biasa bagus kalau barang dagangan yang dipajang di dalamnya nggak laku? Untuk apa punya kantor megah dengan peratalan super canggih kalau sepi order? Atau untuk apa punya karyawan banyak tapi ngos-ngosan bayar gajinya karena pemasukkan nggak sebanding? Saya sih mendingan kantor kecil, peralatan terbatas, tapi mampu menghasilkan produk bagus yang bisa diterima pasar. Atau berjualan dari rumah, tapi dagangannya dibeli oleh banyak orang di seluruh penjuru negeri.

Saya percaya proses. Kalau kita mau bekerja keras, berani bangkit setiap kali terjatuh, dan fokus dengan usaha kita, saya yakin nggak selamanya kita tetap berada di titik nol. Akan ada saatnya kita bisa menikmati semua usaha dan kerja keras kita. Tapi semua itu memang perlu waktu, tenaga, kesabaran, dan ketekunan. Nggak bisa terjadi seketika itu juga. Emangnya sulapan? ^_^