Jumat, 19 Agustus 2011

SAYA SENANG MEMBUAT GITARIS BERKUMPUL DAN SALING TERHUBUNG

Banyak orang bilang saya hebat karena di acara ‘Gitaran Sore’ yang saya selenggarakan di Ciwalk, Bandung, 14 Agustus 2011 lalu saya berhasil mengumpulkan banyak gitaris, baik junior maupun senior. Di acara itu, lebih dari 20 gitaris dari berbagai komunitas di Bandung ikut tampil memeriahkan acara, di antaranya Aji Brokenbones (Ketua Indonesian Guitar Community), Febrian Novanto (Ketua Pasundan Guitar Community) yang tampil berdua dengan Ivan Fabian Devota di bawah bendera Cap Nony, Aam (Ketua Guitartaintment), Balum (perwakilan dari Agung Guitar Course, kursus gitar yang dikomandani oleh Agung Burgerkill), Art Win, Trian Nugraha, Mamat Skill, Eben Andreas –anggota IGC yang datang jauh-jauh dari Jakarta-, Trio Sungsang, dan masih banyak lagi. Sementara gitaris yang namanya sudah dikenal secara nasional –bahkan internasional- yang tampil di acara itu adalah I Wayan Balawan, Pupun RoR, Bengbeng PAS Band, Ezra Simanjuntak, serta seorang bassist dari band Topeng, Budy Kurnia. Hmmm… itu sih belum seberapa. Gitaris yang tampil di acara Bandung Lautan Gitar –yang juga saya adakan di Bandung, 18 Juni 2011 lalu- jauh lebih banyak jumlahnya; semuanya ada 54 gitaris!

Selain yang tampil di panggung, saya juga mengundang teman-teman gitaris lain untuk datang agar bisa bersilaturahmi dan ngabuburit bareng di Ciwalk. Undangan yang saya sebar lewat SMS dan bbm itu ternyata mendapat respon yang baik. Beberapa gitaris dari berbagai aliran musik seperti Eet Sjahranie, Ace J, Syarif ‘Aksara’, Agung dan Eben Burgerkill, Akew Beside, Bona Dcinammons, Diat ‘Yovie n Nuno’ dan lain-lain ternyata mau meluangkan waktu untuk datang. Juga ada Pia ‘Utopia’ dan Yukie Pas Band yang ikut datang meramaikan acara. Beberapa perwakilan distributor alat musik juga tampak berbaur di tengah penonton Gitaran Sore, di antaranya dari Shredder Guitar and Amplifier, Cora Amplifier, Blackstar Amplifier, Secco Guitar, Rockwell Guitar, Russel Amplifier, GNA Music, dan lain-lain (yang nggak kesebut namanya, maaf yaaa.. Saya nggak bisa mengingat satu per satu saking banyaknya yang datang.:-D). Acara sore itu menjadi ajang berkumpulnya gitaris-gitaris serta pihak-pihak yang berkecimpung di dunia gitar, nggak cuma yang tinggal di Bandung dan sekitarnya. Ada juga penonton yang tinggal di Riau, Bekasi, Tangerang, Depok, dan Kuningan. Kalau dihitung-hitung, ada sekitar seribu orang penonton yang memadati Union Square Cihampelas Walk hari itu, dan saya yakin lebih setengah di antaranya adalah gitaris dan penggemar gitar. Lumayan banyak kan?

Tapi kalau begitu banyak gitaris ngumpul di Ciwalk sore itu, menurut saya sih bukan karena saya hebat. Gitaris-gitaris itu kan datang bukan untuk ketemu saya hehe.. Mereka butuh berkumpul dengan komunitasnya, butuh berinteraksi dan sharing dengan teman-teman yang mempunyai minat yang sama, butuh menunjukkan eksistensinya. Saya hanya memberi wadah melalui acara yang saya buat. Dan menggerakkan mereka untuk datang karena saya tahu, sebagian orang merasa kurang nyaman datang ke suatu acara kalau nggak merasa diundang. Sudah, cuma itu doang peran saya. Apa hebatnya? ^_^

Ngomong-ngomong soal komunitas, sudah lama saya mengamati kalau setiap orang yang punya ketertarikan khusus pada sesuatu hal tertentu butuh punya komunitas. Gitaris juga begitu. Hanya bersama teman-teman sesama gitarislah mereka bisa ngobrol dengan ‘bahasa’ yang sama. Gitaris atau penggemar gitar baru bisa ngobrol seru kalau lawan ngobrolnya sama-sama orang yang tertarik pada gitar, atau minimal musik secara keseluruhan. Ngobrolin gitar dengan orang yang tergila-gila sepak bola mungkin sedikit-sedikit nyambung, tapi pasti lebih asyik dengan sesama gitaris. Dengan sesama penggemar gitar, seorang gitaris bisa saling bercerita detail tentang gitar yang mereka miliki. Hanya dengan sesama gitaris, mereka bisa bertukar pikiran tentang effect atau equipment apa saja yang dibutuhkan untuk menghasilkan sound tertentu. Coba aja ngobrol soal itu dengan penggemar motor gede, yang sama sekali nggak ngerti gitar, pasti sebentar aja udah kehabisan bahan atau salah satu pihak kabur duluan karena bosan. Hahahaa..


Karena itulah mempunyai komunitas menjadi penting bagi seorang gitaris. Dan setelah keliling ke berbagai kota di Indonesia, saya melihat di masing-masingkota ternyata sudah banyak terbentuk komunitas gitaris. Di Bandung ada Guitartaintment, Indonesian Guitar Community (IGC), dan Pasundan Guitar Community. Di Surabaya ada Komunitas Gitaris Surabaya. Di Jember ada Komunitas Gitaris Jember. Di Bali ada Bali Guitar Club. Di Makassar ada Persatuan Gitaris Makassar (PeGM), di Jakarta ada Guitar Community of Indonesia yang buka cabang di Surabaya, Yogyakarta, Bogor, Bali dan kota-kota lain (udah kayak bank aja banyak cabangnya :p), di Medan ada Medan Guitar Family, dan masih banyak lagi yang nggak bisa saya sebutkan satu per satu. Ada komunitas yang aktif, hampir setiap bulan rutin bikin acara. Ada yang adem ayem, sesekali doang bikin acara tapi nggak dipublikasikan keluar sehingga nggak banyak orang yang tahu. Tapi ada juga yang cuma aktif berinteraksi lewat facebook sehingga sesama anggotanya nggak pernah ketemu secara langsung, meskipun tinggal di satu kota. Nah, kalau yang tinggal satu kota pun belum tentu saling kenal atau pernah saling ketemu, bagaimana dengan yang beda kota?

Kenyataan itu membuat saya tergerak untuk berbuat sesuatu agar para gitaris Indonesia bisa saling mengenal, saling terhubung. Salah satu caranya adalah dengan rutin bikin acara di berbagai kota dan memuat liputan acara-acara tersebut di Majalah GitarPlus, majalahnya para gitaris. Saya juga memberi ruang bagi komunitas gitaris dari berbagai pelosok di Indonesia untuk menampilkan kegiatan komunitasnya di Majalah GitarPlus. Dengan begitu gitaris-gitaris dari kota-kota lain tahu kalau teman-temannya sesama gitaris di satu kota mengadakan kegiatan tertentu. Saya berharap itu akan memicu gitaris dari kota-kota lain untuk ikut membuat kegiatan positif yang berhubungan dengan dunia mereka sebagai gitaris, dengan caranya masing-masing.


Makanya, satu hal yang selalu membuat saya senang dan puas setiap selesai menyelenggarakan suatu acara bukanlah berapa besar keuntungan materi yang saya peroleh dari hasil penyelenggaraan acara itu. Saya nggak mencari untung di sini. Saya bukan EO. Saya cuma senang kalau setelah acara selesai banyak gitaris meng-upload foto-foto acara di facebook masing-masing dan saling memberi komentar. Saya senang menyadari beberapa teman saya di facebook yang sama-sama gitaris jadi berteman satu sama lain gara-gara mengomentari foto saya, padahal yang satu tinggal di Makassar dan satunya lagi di Medan. Saya senang waktu gitaris yang bertemu saat jadi bintang tamu di acara saya bilang kalau mereka sudah saling menyimpan nomer hp atau pin Blackberry dan jadi rajin kontak-kontakan. Saya senang bisa membuat distributor dan toko alat musik bisa kenal akrab dengan para gitaris, tidak sekadar berhubungan sebagai pembeli dan penjual. Dan saya bahagia luar biasa kalau setiap selesai acara semua pihak yang terlibat -baik sebagai pengisi acara, sponsor maupun penonton- dengan semangat bertanya, “Kapan bikin acara seperti ini lagi? Jangan lupa ajak-ajak saya ya!”

Singkatnya, saya senang membuat gitaris serta semua orang yang punya kepentingan dan kepedulian pada dunia gitar berkumpul dan saling terhubung. Karena saya yakin, hal itu sedikit banyak pasti akan memberi dampak positif bagi kemajuan dunia gitar dan gitaris Indonesia. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar