Rabu, 17 Agustus 2011

CERITA KONSER JUBING KRISTIANTO DI MEDAN

Salah satu hal gila yang pernah saya lakukan adalah menggelar konser gitar klasik Jubing Kristianto, hanya berselang dua hari setelah saya mengadakan acara Pesta Gitaris ‘Guitar For Fun’ di Medan, awal Juni 2011 lalu. Jadi, 1 Juni saya bikin ‘Guitar For Fun’ di Hall Garuda Plaza Hotel Medan, tanggal 2 Juni istirahat sehari, langsung tanggal 3 Juni saya hajar lagi dengan bikin konser Jubing Kristianto di Hotel Danau Toba Medan. Acara yang kedua ini saya lakukan nyaris tanpa tim, cuma berdua suami doang! Saya dan suami memang partner in crime. Hahahaa..

Ketika Jubing Kristianto mengeluarkan album solo gitar keempatnya yang berjudul 'Kaki Langit' Februari 2011 lalu, saya tiba-tiba ingin membuat konser gitar klasik untuk Mas Jubing, begitu saya biasa memanggilnya. Pertimbangannya sederhana, Majalah GitarPlus sebagai majalah gitar pertama dan satu-satunya di Indonesia punya misi merangkul gitaris dari berbagai aliran dan golongan, tapi gitaris klasik selama ini kurang tersentuh karena di setiap acara GitarPlus, saya lebih banyak mengangkat gitaris rock dan metal. Sekali-sekali saya pengen juga dong bikinin acara untuk gitaris klasik..

Berhubung saya adalah kombinasi antara tukang mimpi dan tukang nekat yang udah kronis, begitu muncul ide bikin konser gitar klasik saya nggak mau tanggung-tanggung; pengen bikin di 5 kota sekaligus! Saya memantapkan tekad dan menguatkan hati untuk rencana besar itu dan pelan-pelan mulai mempersiapkan pelaksanaan acara, mulai dari mencari jadwal kosong Mas Jubing, menghubungi musisi lain yang akan diajak kerja sama untuk tampil bareng di konser Mas Jubing, survey tempat ke kota-kota yang direncanakan akan menjadi tempat penyelenggaraan acara, bikin proposal, cari sponsor, dan lain-lain. Kalau mengerjakan sesuatu saya memang nggak mau nanggung-nanggung. Total dan niat banget deh pokoknya.

Tapi bahkan niat yang besar dan kemauan untuk mati-matian bekerja keras saja ternyata nggak cukup, kalau Tuhan memang belum mengijinkan acara itu terselenggara. Dalam perjalanannya, rencana besar saya terkendala banyak sekali halangan, tapi masalah dana-lah yang akhinya membuat saya pelan-pelan mundur serta memutuskan menyimpan mimpi ini dulu untuk sementara waktu. Awalnya saya memang berharap bisa memperoleh support dana dari sponsor, tapi ternyata sampai batas waktu yang saya tentukan sendiri, saya belum juga menemukan sponsor yang mau men-support acara ini. Daripada kalau diteruskan saya jadi tekor karena harus nombok habis-habisan, ya mending saya tunda dulu dong. Tapi bukan berarti saya melupakan atau mengubur niat saya untuk menyelenggarakan acara ini. Saya bukan orang yang gampang menyerah. Saya hanya sedang menunggu saat yang tepat.

Waktu mengajukan proposal konser Mas Jubing ke berbagai perusahaan, saya juga sekaligus megajukan proposal acara Pesta Gitaris ‘Guitar For Fun’ di dua kota, Medan dan Makassar. Saya memang tipikal orang yang suka mengerjakan beberapa hal sekaligus dalam waktu bersamaan. Seru aja! Soalnya saya orangnya bosenan kalau dalam satu waktu harus fokus pada satu pekerjaan tertentu. Enakan melompat-lompat dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain pada waktu yang sama. Lebih mendebarkan, tantangannya juga lebih memacu semangat hahahaa..

Balik lagi ke soal dua proposal yang saya ajukan sekaligus ke beberapa perusahaan, eh, ternyata ada perusahaan rokok yang justru tertarik men-support acara ‘Guitar For Fun’. Saya langsung diundang ke kantornya untuk presentasi dan membicarakan tekhnis kerja sama sponsorship ini, lalu nggak pakai lama saya sudah tanda tangan kontrak kerja sama dan bersiap menyelenggarakan event ‘Guitar For Fun’ di Medan dan Makassar.

Cerita tentang jatuh bangunnya saya mempersiapkan acara ‘Guitar For Fun’ di Medan dan Makassar ada di tulisan saya yang lain. Yang belum saya ceritakan, begitu saya berada di Medan untuk mempersiapkan acara ‘Guitar For Fun’ beberapa minggu sebelum hari H dan bertemu pihak-pihak yang akan saya ajak bekerja sama, tiba-tiba impian untuk menggelar konser gitar klasik itu menyeruak lagi ke permukaan tanpa bisa saya tahan. Ah, udahlah mumpung saya di Medan, sekalian aja saya jalan untuk persiapan dua acara sekaligus.

Segera saya melontarkan ide gila ini ke suami tercinta di Jakarta dan seperti saya duga dia sama sekali nggak keberatan. Langsung deh saya memanfaatkan waktu saya yang cuma empat hari di Medan untuk gerilya cari-cari celah agar acara kedua ini bisa terselenggara dengan baik meskipun nggak ada panitianya. Lho, kok nggak ada panitianya? Ya iyalah, sponsornya aja nggak ada! Kalau pakai panitia, nanti mau bayar honor panitia pakai apa? Bisa aja sih saya bayar pakai dana pribadi, tapi jadi nggak seru aja kalau bikin acara harus keluar banyak dana dari kantong sendiri. Kalau kayak gitu sih semua orang juga bisa! Justru yang menantang kan kalau saya bisa meyakinkan orang untuk mengeluarkan dana untuk membiayai acara karena menganggap konsep yang saya buat memang bagus dan layak disupport. Atau sebalinya, bisa bikin event besar dengan budget minim. Kepuasannya beda banget!



O ya, saya sengaja bikin acara ini hanya berselang 2 hari dari ‘Guitar For Fun’ dengan pertimbangan untuk menghemat biaya. Iya dong, 1 Juni kan saya, suami dan Andy Owen yang saya daulat menjadi MC di ‘Guitar For Fun’ dan ‘Konser Gitar Klasik Jubing Kristianto’ sudah berada di Medan atas biaya dari sponsor ‘Guitar For Fun’. Lumayan kan tuh udah hemat tiket pesawat 3 orang? Promosi dan publikasinya juga bisa sekali jalan. Coba, udah berapa banyak biaya yang sudah berhasil saya hemat dari situ? :-D

Singkat cerita, konser Jubing Kristianto yang saya persiapkan dengan sangat mendadak itu akhirnya berjalan lancar meski sangat menguras energi saya. Banyak pihak yang memuji keberhasilan acara ini. Nggak sedikit yang berterima kasih karena saya mau repot-repot membuat konser gitar klasik yang berbeda dengan acara sejenis yang pernah ada di Medan (di tangan saya konser gitar Mas Jubing memang jadi tontonan yang berbeda, terutama karena kehadiran Andy Owen sebagai MC yang kocak yang membuat konser yang biasanya formal menjadi cair dan penuh gelak tawa). Ada juga yang heran-heran, kok bisa-bisanya orang yang nggak bisa main musik dan nggak ngerti musik bikin dua acara musik sekaligus –yang satu ngumpulin 7 gitaris rock dalam satu panggung GFF, acara satunya lagi melibatkan puluhan pemain gitar klasik dan biola- TANPA PANITIA! Bahkan di akhir konser, Mas Jubing sempat bilang kalau ini adalah salah satu konsernya yang paling berkesan.

Buat saya semua pujian itu nggak terlalu penting. Yang lebih penting, dengan berhasil menggelar konser ini sekali lagi saya berhasil membuktikan kalau nggak ada hal yang mustahil di dunia ini sepanjang kita mau berusaha mewujudkannya. Dan tentu saja, sepanjang Tuhan mengijinkannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar