Selasa, 27 April 2010

SIASAT NEKAT BELI RUMAH

Nggak sedikit teman dan kenalan saya yang terheran-heran ngeliat saya bolak-balik beli rumah. “Kamu ngapain sih beli rumah banyak-banyak? Memangnya nggak repot ngurusnya?”

Buat sebagian orang, apa yang saya lakukan mungkin kelihatan rada kurang kerjaan. Punya rumah 3, toh saya cuma bisa menempati salah satunya. Nggak mungkin kan saya tinggal di rumah pertama, suami di rumah kedua, terus anak tinggal di rumah ketiga? Tapi gimana ya, namanya juga hobi… hehe.. Lagian saya punya beberapa rumah karena kebutuhan juga kok..

Awalnya, saya beli rumah dengan tujuan untuk ditempati. Waktu kemudian saya buka usaha sendiri, saya menjadikan rumah itu sebagai kantor sekaligus tempat tinggal. Ternyata usaha saya berkembang, rumah pertama saya jadi terasa terlalu sempit untuk menampung dua aktifitas sekaligus (tempat usaha sekaligus tempat tinggal). Makanya saya memutuskan membeli rumah kedua, tahun 2005..

Dulu saya mikirnya sederhana aja. Kalau saya nyewa rumah atau kantor untuk tempat usaha, toh saya juga harus mengeluarkan uang untuk biaya sewa. Tapi kalau saya sekalian mencicil rumah, meskipun tiap bulan harus bayar cicilan kan lama-lama rumahnya jadi milik saya. Mungkin ahli keuangan nggak sependapat dengan cara berpikir saya karena dengan begitu saya membuat uang saya menjadi harta tak bergerak. Tapi saya bukan ahli keuangan. Masa bodoh dengan segala macam ilmu keuangan. Yang saya tahu, dengan membeli rumah saya dipaksa untuk teratur menabung (membayar cicilan rumah). Daripada uang saya habis dipakai untuk membeli barang-barang yang nggak jelas, mendingan ditabung jadi rumah…

Begitu juga waktu memutuskan membeli rumah ketiga, tahun 2006. Saat itu usaha saya makin berkembang. Rumah pertama yang saya jadikan tempat usaha nggak cukup lagi menampung karyawan dan aktifitas usaha. Saya kembali membeli rumah dengan cara kredit. Tuh bener kan, saya bolak-balik beli rumah memang karena didorong kebutuhan… Bukan untuk gaya-gayaan, apalagi iseng doang hehe...

Oh ya, saya bisa punya beberapa rumah bukan karena saya kaya luar biasa lho.. Uang yang saya punya sebetulnya nggak banyak-banyak amat. Lebih seringnya sih saya cuma modal nekat dan pinter-pinter atur siasat. Gimana nggak nekat, saya berani tuh memutuskan beli rumah seharga Rp 200 juta, padahal cuma punya uang di tabungan nggak lebih dari Rp 20 juta. Kok bisa?

Untuk sebagian orang (ternasuk saya :p) kendala utama saat akan membeli rumah biasanya ada di pembayaran DP, Nggak sedikit kenalan saya yang mengaku siap terikat komitmen untuk membayar cicilan bulanan selama sekian tahun demi memiliki rumah impian, tapi belum-belum udah frustasi duluan ngumpulin uang untuk DP. Dalam hal ini, saya akui, saya sangat diuntungkan oleh pengembang perumahan tempat saya tinggal yang rajin bikin program yang memudahkan orang berkantong cekak kayak saya untuk beli rumah (makanya saya beli rumahnya di situ-situ terus :D). Salah satunya adalah dengan memberi keringanan pembayaran DP yang bisa dicicil sampai 10 kali, seperti yang sudah pernah saya ceritain di postingan sebelumnya.

Balik lagi ke siasat nekat beli rumah yaa.. Waktu mau beli rumah pakai fasilitas KPR, biasanya saya diminta membayar DP sebesar 20% dari harga rumah. Kalau harga rumah Rp 200 juta, berarti DP-nya Rp 40 juta atau Rp 4 juta per bulan dengan asumsi DP bisa dicicil 10 kali. Dengan uang Rp 20 juta, paling nggak cicilan DP untuk 5 bulan ke depan aman kan? Cicilan DP bulan ke 6 dan seterusnya nanti bisa dicari dan dipikirin sambil jalan. Yang penting bayar dulu tanda jadinya. Pengalaman saya sih kalau sudah niat dan mantap membeli rumah, bisanya ada aja jalannya sehingga saya bisa melunasi semua kewajiban, termasuk membayar biaya BPHTB, AJB, notaris, dan lain-lain.. Kerja jadi lebih semangat karena terpacu pengen punya sesuatu, dalam hal ini rumah. Ya pastinya kita memang harus berusaha keras mengumpulkan uang, nggak bisa cuma duduk ongkang-ongkang kaki sambil berharap menang undian hehe.

Beres urusan DP, tugas kita selanjutnya adalah rajin-rajin berdoa biar pengajuan KPR kita disetujui bank.. ^_^ Kalau bank menyetujui pengajuan KPR kita, berarti aman deh tuh. Kita tinggal akad kredit terus mulai bayar cicilan bulanannya. Tapi kalau pengajuan KPR kita ternyata ditolak juga bukan berarti kiamat yaa... Jangan buru-buru sedih apalagi sampai pengen bunuh diri. Rugi amat… Mendingan segera cari bank lain dan buat pengajuan KPR lagi ke bank tersebut. Meskipun secara umum persyaratan yang diminta semua bank saat kita mengajukan KPR relatif sama, tapi masing-masing bank punya kebijakan tersendiri yang memungkinkan kita lolos di salah satu bank, meskipun sebelumnya ditolak di bank lain. Yang penting kita memenuhi semua persyaratan untuk mendapat fasilitas KPR. Kalau nggak punya penghasilan tetap atau usia kita waktu mengajukan KPR nyaris 60 tahun sementara jangka waktu KPR yang kita minta 20 tahun, biar ngajuin KPR ke 10 bank juga udah pasti nggak bakal dikabulin hehe..

Kalau punya pinjaman KPR di bank, nggak usah terlalu diitung-itung dan ditunggu-tunggu kapan lunasnya, apalagi sampai badan kurus kering mikirin itu doang. Biarin aja (tapi dibayar, tentunya). Dengan berjalannya waktu, lama-lama kita akan terbiasa kok penghasilan kita dipotong setiap bulan untuk membayar cicilan. Kalau kebetulan lagi punya rejeki lebih, kita bisa melunasi sebagian pinjaman di bank (biasanya kena penalti tapi jumlahnya nggak gede-gede amat, tergantung dari besarnya pinjaman kita) biar pinjaman cepat lunas. Nggak terasa kok, pada saatnya nanti tahu-tahu pinjaman kita pasti lunas juga.

Satu hal yang harus disadari, semakin lama harga rumah semakin gila-gilaan. Tentu saja, luas bumi dari dulu ya cuma segitu-segitunya, sementara jumlah manusia yang membutuhkan rumah makin bertambah. Makanya, mumpung masih ada rumah yang bisa dibeli, mulailah untuk berhemat, menabung, dan berencana untuk beli rumah karena, yakinlah sumpah, membeli rumah di lokasi yang tepat nggak ada rugi-ruginya sama sekali dan bisa jadi investasi berharga di kemudian hari.

2 komentar:

  1. menarik dan cukup menginspirasi ^_^
    sukses terus lah pokoknya! hehe..!

    from: denztakeshi@gmail.com

    BalasHapus
  2. CATHERINE WILLIAM LOAN COMPANY adalah pemberi pinjaman internasional dan investor perusahaan yang mengkhususkan diri dalam menyediakan semua jenis Pembiayaan Investasi termasuk Reksa Dana, Pinjaman Bisnis, Pinjaman Komersial untuk Perusahaan, Pinjaman Real Estate, Tanah dan Konstruksi, dan pinjaman sepanjang jalan. Untuk jumlah pinjaman yang jatuh antara $ 5.000,00 hingga $ 50.000,00 di bawah 2% sementara itu dari $ 50.000 hingga $ 250.000 ditetapkan pada 2%. Dan itu dari $ 250.000 hingga $ 500.000,00 adalah 2% (Dijamin). Dan dari itu menjadi $ 10.000.000,00 adalah 2% Tanyakan mengapa, saya akan memberitahu Anda. Per annul. Untuk melanjutkan .. Berikut adalah surat perusahaan (catherinewilliamloancompany@gmail.com)

    BalasHapus