Jumat, 22 Januari 2010

SENGSARANYA JADI PENGUSAHA :-D

Akhirnya, sampailah saya pada masa-masa perjuangan yang sesungguhnya..

Masa-masa 'bulan madu' toko alat musik saya pelan-pelan mulai lewat. Setelah sukses jualan di bazzar Bank Permata seperti yang saya ceritakan di postingan saya sebelumnya, saya bermaksud mengulang sukses yang sama dengan ikutan bazzar di tempat lain; di Bintaro Plaza dan Balai Kartini. Ternyata bener kata pepatah, 'lain ladang lain belalang', di Permata saya boleh laris manis, di 2 bazzar yang saya ikuti kemudian ternyata penjualan jeblok! Boro-boro untung, yang ada saya malah nombok untuk biaya sewa stand dan biaya operasional selama pameran. Rugi banget2! *untuk menggambarkan betapa ruginya saya.. :p*

Tapi saya nggak kapok. Saya malah ketagihan untuk ikut bazzar lagi dengan strategi baru. Dari hasil evaluasi, pameran di Bintaro Plaza dan Balai Kartini, ternyata posisi menentukan prestasi *emang mau ujian* :-D Maksudnya, posisi stand menentukan penjualan. Kalau stand-nya 'ngumpet' di bagian belakang pameran, pastinya nggak langsung keliatan sama pengunjung. Maka, waktu ikut pameran di tempat lain, saya nekad ambil posisi di depan meski untuk itu saya harus bayar sewa stand jauh lebih mahal. Apakah saya jadi berhasil menjual lebih banyak alat musik? TERNYATA NGGAK JUGA! Lagi-lagi saya nombok. Rugi.. rugi.. dan rugi lagi..

Dari awal saya sadar, orang dagang nggak selalu untung. Tapi kalau terus-terusan rugi, lama-lama bisa bangkrut dong.. Saya harus segera memikirkan strategi baru biar usaha saya jalan, alat musik yang saya jual banyak yang beli, dan uang bisa berputar. Inilah 'sengsaranya' jadi pengusaha. Setiap saat saya 'dipaksa' terus berpikir untuk kelangsungan usaha. Kadang sampai nggak bisa istirahat karena harus membuat keputusan yang nggak cuma tepat, tapi juga harus cepat sebelum bangkrut beneran. Tapi saya sudah mengambil pilihan ini lengkap dengan segala resikonya. Jadi ya dijalani saja.

Saya justru bersyukur karena saya jatuh bangun pada saat usaha saya baru mulai. Pada saat saya masih di bawah. Berbagai pengalaman kebanting-banting ini justru menempa saya untuk lebih kuat, lebih tangguh, lebih siap menghadapi berbagai kondisi terburuk yang bisa setiap saat menghadang di depan mata waktu saya belum terlalu berada di atas. Jatuh juga sakitnya nggak seberapa. Coba kalau sudah terlanjur di atas baru jatuh, kan sakitnya luar biasa..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar