Seharusnya tulisan ini diposting di awal-awal biar nyambung dengan topik sebelumnya. Tapi saya sempet kelupaan nyimpen filenya dan baru ketemu sekarang… :D
Setelah punya kesadaran untuk lebih bijak mengelola uang, saya mulai mengatur strategi baru dalam hal menabung. Setiap habis gajian, saya langsung memotong sebagian penghasilan untuk ditabung. Saya menjadikan kegiatan menabung sebagai salah satu kewajiban bulanan saya. Jadi, kalau orang lain mungkin membelanjakan dulu penghasilannya lalu baru menabung sisanya, saya justru kebalikannya. Habis gajian, sisihkan dulu sebagian uang untuk ditabung, baru sisanya dikelola sedimikan rupa agar cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Dengan menerapkan sistem seperti itu, saya jadi disiplin menabung secara teratur. Saya menetapkan jumlah minimal yang harus saya tabung setiap bulannya dan kalau sudah masuk tabungan, sebisa mungkin saya nggak mengutak-atiknya sebelum mencapai jumlah yang saya harapkan. Saya mulai pasang target dalam menabung. Kebetulan dalam urusan menabung saya terbilang tekun. Mungkin ini salah satu rahasia bagaimana saya bisa punya beberapa rumah dan mobil, meskipun sebetulnya penghasilan saya dan suami nggak luar biasa besarnya!
Belakangan saya sadar, ternyata bukan menabungnya yang bisa bikin kita kaya, tapi sikap dan pola pikir yang terbentuk dari kebiasaan menabung itulah yang akan membuat kita mampu membeli barang-barang mahal yang sebelumnya terasa sangat jauh dari jangkauan. Logikanya sederhana saja. Berapapun uang yang kita pegang pasti bakal habis begitu saja juga kalau kita nggak dengan sengaja menyisihkannya, menabungnya. Tapi kalau kita memaksakan diri untuk menabung sebagian uang kita, sedikit demi sedikit uang yang kita kumpulkan lama-lama akan menjadi bukit. Dan pada saat itulah barang impian yang semula terasa sangat jauh dari jangkauan, akan menjadi lebih dekat untuk diraih. Benda yang tadinya kelihatan sangat mahal jadi lebih masuk akal untuk dimiliki.
Seperti pengalaman saya. Karena terbiasa disiplin menabung, nggak terasa lama-lama saya punya cukup uang untuk membayar uang muka rumah yang saya impikan. Saya jadi berani memutuskan membeli rumah secara kredit dan yakin bisa membayar cicilan rumah setiap bulan karena sebelumnya sudah mampu berkomitmen menyisihkan sebagian penghasilan untuk ditabung. Buat saya, mencicil rumah sama seperti menabung juga. Bedanya, saya membuat lompatan besar dengan mengubah bentuk tabungan saya dari menabung uang menjadi sebuah barang yang bernilai investasi. Dari sesuatu (baca; uang) yang setiap tahun nilainya makin menurun, menjadi sesuatu (baca; rumah) yang nilainya akan terus meningkat.
Setiap tahun, saya berusaha meningkatkan jumlah uang yang harus saya sisihkan setiap bulan. Saat sudah terbiasa menyisihkan uang untuk mencicil rumah, saya menambah tabungan saya dalam bentuk yang lain. Salah satunya adalah asuransi dan tabungan berjangka yang mengharuskan saya menabung sebesar jumlah tertentu setiap bulannya selama jangka waktu yang sudah disepakati.
Terasa banget lho manfaatnya punya asuransi dan tabungan. Waktu tiba waktunya mendaftarkan Hugo sekolah, saya nggak pusing mikirin uang pangkalnya karena saya punya uang dari asuransi pendidikannya. Waktu tabungan berjangka saya jatuh tempo dan bisa dicairkan, saya bisa menata interior rumah dengan aneka furniture yang lama saya impikan. Saya bisa liburan sekeluarga, merenovasi rumah, mencicil mobil, dan membeli kebutuhan konsumtif lain karena rajin menabung. Siapa mau ikut jejak saya? ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar